Korsel Jadi Produsen Besar Ramyeon, Tapi Konsumsi Kalah dari Vietnam

Jumat, 10 Oktober 2025 | 13:53:18 WIB
Ilustrasi. (Foto: Generate AI).

NUSAAKSARA — Meski dikenal sebagai produsen besar mi instan dunia, konsumsi ramyeon per kapita Korea Selatan ternyata masih berada di bawah Vietnam. Data terbaru dari Asosiasi Mi Instan Dunia (WINA) yang berbasis di Osaka, Jepang, menunjukkan bahwa pada 2024, Korea Selatan menempati posisi kedua setelah Vietnam dalam konsumsi ramyeon per kapita.

Menurut laporan yang dikutip dari Yonhap, Jumat (10/10/2025), total konsumsi ramyeon di Korea Selatan mencapai 4,1 miliar unit pada 2024, menempatkan negara itu di peringkat ke-8 dunia.

Namun, secara per kapita, warga Negeri Ginseng mengonsumsi rata-rata 79,2 porsi per tahun, masih di bawah Vietnam yang berada di peringkat 4 dengan konsumsi keseluruhan mencapai 8,14 miliar unit.

Sementara Thailand berada pada peringkat ke-3 dalam hal konsumsi per kapita dengan angka 57, diikuti Nepal 54, Indonesia 52, Jepang dan Malaysia 47, Taiwan 40, Filipina 39, lalu China termasuk Hong Kong 31.

Perlu diketahui, konsumsi ramyeon per kapita cenderung tinggi di negara-negara Asia dengan budaya makan mi tradisional. Sebaliknya, angkanya tetap di bawah 10 pada banyak negara Eropa.

Dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi ramyeon Korsel terus mengalami peningkatan, dari 3,79 miliar unit pada 2021 menjadi 3,95 miliar pada 2022 dan 4,04 miliar pada 2023.

Tahun lalu, konsumsi ramyeon global naik 2,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 123,07 miliar unit. China, termasuk Hong Kong menduduki puncak daftar dengan 43,8 miliar unit atau lebih dari 10 kali lipat volume Korsel.

Konsumsi ramyeon di Eropa masih rendah, namun permintaannya meningkat, didorong oleh popularitas global K-pop dan K-food.

Terkait popularitas ramyeon ini, Nongshim Co. telah merilis produk Shin Ramyun yang menampilkan karakter-karakter dari film animasi populer global 'KPop Demon Hunters'.

Lalu Samyang Foods Co., produsen ramyeon pedas Buldak yang terkenal di dunia, juga melihat peningkatan permintaan produknya di pasar luar negeri.

Korea Agro-Fisheries & Food Trade Corp. melaporkan bahwa pada periode Januari hingga September tahun ini, ekspor ramyeon Korsel melonjak 24,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 1,6 triliun won atau setara US$1,1 miliar. (Fitri Wulandari/CTA).


 


 

Tags

Terkini